LPM GAZEBO, Sangatta– Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali mengintensifkan upaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika (P4GN&PN) melalui kegiatan sosialisasi yang digelar di Gedung PKK Kabupaten Kutai Timur pada Selasa (4/11/2025).
Acara ini secara khusus menyasar kelompok yang memiliki pengaruh kuat di masyarakat dan lingkungan pendidikan. Sebanyak 100 peserta yang terdiri dari anggota majelis taklim dan perwakilan mahasiswa dari berbagai institusi, termasuk STAI Sangatta, STIPER Kutim, dan STIE Nusantara Sangatta, antusias mengikuti kegiatan ini.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Benteng Ketahanan
Kegiatan sosialisasi ini bertujuan utama untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi antara berbagai pihak. Dengan kasus narkoba di Kutai Timur yang dilaporkan "sedang tidak baik-baik saja," serta munculnya jenis-jenis narkoba baru dengan harga yang semakin terjangkau, upaya pencegahan terpadu menjadi sangat krusial.
Materi disampaikan oleh narasumber yang kompeten dan berpengalaman, yaitu Erwin Susanto dari Kasatres Narkoba Kutai Timur, BNNK (Badan Narkotika Nasional Kabupaten), dan Dokter Andi Zulkifli dari RSUD Kudungga. Ketiga pihak ini dikenal rutin menjadi pemateri dalam setiap kegiatan P4GN&PN di Kutim, menunjukkan komitmen lintas sektor.
Dalam sambutannya, Kepala Badan Kesbangpol Kutai Timur, Tejo Yuwono, yang sekaligus membuka acara secara resmi, menekankan pentingnya peran serta semua elemen.
"Kasus narkoba di Kutai Timur membutuhkan perhatian serius, sehingga kita tidak bisa bekerja sendiri. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempererat kolaborasi dan sinergi, tidak hanya di tingkat dinas terkait, unsur kepolisian, dan kesehatan, tapi juga harus melibatkan mahasiswa dan masyarakat, khususnya majelis taklim," tegas Tejo Yuwono.
Beliau juga mengingatkan bahwa ketahanan terhadap bahaya narkoba harus dibangun mulai dari tingkat diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat luas, serta menjangkau seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Tejo berharap, upaya ini tidak berhenti pada tingkat teori, melainkan dapat dipraktikkan secara nyata untuk membentengi Kutim dari dampak buruk penyalahgunaan narkotika.


0 Komentar