Seminar Keperempuanan di Sangatta Selatan, Tekankan Pentingnya Mental Health di Tengah Kompleksitas Masalah

Acara yang diinisiasi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan BEM, Selvi Dewi Rahayu, dan Ketua PSDM HMJ Tarbiyah

LPM GAZEBO, Sangatta – Isu permasalahan perempuan, mulai dari stres akibat bullying, dampak negatif gadget, hingga kasus pernikahan dini, menjadi sorotan utama dalam kegiatan seminar keperempuanan yang diselenggarakan atas kolaborasi antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tarbiyah STAI Sangatta.

Acara yang diinisiasi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan BEM, Selvi Dewi Rahayu, dan Ketua PSDM HMJ Tarbiyah, Firjatullah, ini berlangsung lancar pada Kamis, 30 Oktober 2025, di Balai Pertemuan Umum (BPU) Sangatta Selatan.

Seminar ini menargetkan berbagai lapisan masyarakat yang berhadapan langsung dengan kompleksitas masalah perempuan. Sebanyak 100 peserta hadir, terdiri dari, Pelajar tingkat SMP hingga SMA, Ibu-ibu rumah tangga. Dan Mahasiswa dari tiga kampus berbeda di Kutai Timur STAI Sangatta  , STIPER Kutai Timur dan STIE Nusantara.


Acara dibuka secara resmi oleh perwakilan dari Kepala Desa Sangatta Selatan, menunjukkan sinergi antara kampus dan pemerintah desa.

Penguatan Mental Perempuan oleh Aktivis dan Psikolog

Untuk memberikan wawasan dan solusi yang komprehensif, seminar ini menghadirkan dua narasumber utama, Aiva, seorang aktivis perempuan, yang fokus membahas isu-isu sosial dan tantangan yang dihadapi kaum perempuan. Ibu Emi Rusmawati, Ketua HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) Kutim yang merupakan seorang psikolog, yang secara spesifik menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental (mental health) perempuan sebagai benteng dalam menghadapi berbagai tekanan hidup.

Dalam sambutannya, Selvi Dewi Rahayu menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini.

 "Meskipun kami akui keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), kegiatan ini dapat berjalan dengan sukses dan lancar. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak Pemerintah Desa yang telah berkontribusi menyediakan sarana dan prasarana di BPU, serta kepada Bapak Kepala Polres dan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur atas bantuan material maupun non-material," ujar Selvi.


Senada dengan Selvi, Firjatullah juga menambahkan harapannya agar materi yang disampaikan dapat dipahami dan diimplementasikan secara nyata.

"Kami berharap ilmu yang didapat hari ini tidak hanya bermanfaat untuk mencegah dan menghadapi permasalahan yang dialami oleh perempuan, namun juga dapat diaplikasikan oleh semua elemen masyarakat dalam membangun ketahanan diri dan keluarga," tutup Firjatullah.




Dengan berakhirnya seminar ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, khususnya bagi perempuan di Kutai Timur, dapat semakin meningkat dan menciptakan lingkungan yang lebih suportif.



Posting Komentar

0 Komentar