Perspektif Mahasiswa Ekonomi Syariah STAI: Kontribusi Agroindustri Halal dalam Perekonomian Daerah

 

Dialog interaktif dengan 3 narasumber berkompeten 

LPM GAZEBO, Sangatta– Dialog Perekonomian Daerah yang diselenggarakan oleh HIMAGRI , di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutai Timur, menjadi platform penting bagi mahasiswa Ekonomi Syariah STAI, untuk melihat potensi besar kontribusi agroindustri halal dalam memajukan perekonomian daerah. Dengan tema "Peluang Pengembangan Agroindustri untuk Meningkatkan Perekonomian Daerah," kami optimis bahwa sektor ini dapat dikembangkan secara syariah, membawa keberkahan dan pertumbuhan yang inklusif ,pada Jumat (23/05/2025).

Sebagai calon ekonom syariah, kami sangat menyambut baik paparan dari narasumber seperti Fadly S.AB dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Ripto Widargo  dari Dinas Bappeda, dan Wahyu Nor dari Dinas Pertanian. Diskusi mengenai potensi pengembangan agroindustri di Kutai Timur sejalan dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam yang menekankan pada sektor riil dan keberlanjutan. Kami melihat peluang besar untuk mengintegrasikan nilai-nilai syariah, mulai dari proses produksi yang halal dan toyib (baik), pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab, hingga sistem distribusi yang adil.

Sambutan dari Ketua 1 STIPER,  Kahar, yang menyoroti peran mahasiswa agribisnis dalam pembangunan daerah, sangat menginspirasi. Ide pembentukan Komite Tali Muda (KTM) dan rencana pengembangan 100 hektar lahan sawah adalah langkah konkret yang dapat kami dukung dari perspektif ekonomi syariah. Kami percaya bahwa dengan pengelolaan yang transparan, bebas dari riba dan spekulasi, serta berorientasi pada kemaslahatan umat, proyek-proyek ini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Konsep "desa binaan" juga sangat relevan dengan nilai-nilai tolong-menolong (ta'awun) dalam Islam, di mana kami dapat berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.

Wakil Bupati Kutai Timur,  Mahyunadi, juga menekankan pentingnya peningkatan SDM dan persiapan sektor hilir dan hulu, khususnya dalam pengolahan hasil perkebunan sawit. Ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi kami. Kami berharap dapat berpartisipasi dalam riset dan pengembangan produk-produk hilir berbasis sawit yang halal dan memiliki nilai tambah tinggi. Misalnya, pengembangan produk pangan atau non-pangan dari sawit yang memenuhi standar syariah dan dapat dipasarkan secara luas, baik di pasar domestik maupun internasional.

Dialog yang diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif ini semakin memperkaya pemahaman kami. Kami berharap dapat berkolaborasi lebih lanjut dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha, dan akademisi lainnya, untuk mewujudkan ekosistem agroindustri yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai syariah. Ini adalah langkah nyata kami dalam berkontribusi pada pembangunan Kutai Timur yang berkah dan sejahtera.

Posting Komentar

0 Komentar