Silent Spring

 


Oleh: Rail Fauzan
(Mahasiswa Pendidikan Agama Islam STAI Angkatan 2019)

      Sepi-nya sebuah Perguruan tinggi merupakan sebuah fenomena yang sangat langka. Begitupun dengan kondisi kampus STAI Sangatta Kutai timur, yang hari demi hari semakin sepi. Merupakan salah satu poin penting yang harus diperhatikan bersama. Dimana sebuah sekolah tinggi yang seharusnya menjadi tempat ideal untuk beternak ilmu pengetahuan, memperluas wawasan yang bermutu, mempererat silaturahmi antara sesama kaum mahasiswa/i yang berasal dari berbagai suku dengan bahasa yang beragam, dan ideologi yang berbeda. Tetapi justru yang terjadi adalah sebaliknya. Kampus menjadi tempat yang tidak membuat betah bagi sebagian mahasiswa/i-nya, seolah-olah kampus ini adalah bangunan tak bertuan yang menepi dengan segala kesunyiannya.
         Salah satu faktor penyebab sepinya kampus STAI Sangatta bisa kita saksikan bersama, bagaimana kondisi suasananya yang kurang sedap di mata. Hal ini merupakan poin pertama yang sangat memerlukan penanganan yang sistematik dan komprehensif. Sebelum kampus berubah haluan menjadi sebuah kultur yang tidak lagi fungsional. 
        Disini kemandirian dan tanggung jawab Kita semua memainkan peran yang sangat penting. Dengan mengutamakan esensi daripada formalitas. Sudah seharusnya semua ini menjadi kesadaran dan tanggung jawab masing-masing. Dosen terikat dengan tri dharma perguruan tinggi dan layanan kepada mahasiswa. Tenaga kependidikan terikat oleh tupoksinya. Mahasiswa terikat oleh kontrak belajarnya, di dalam satu Aliansi.
        Meski tidak bisa ditepis, bahwa selain letak geografisnya yang cukup menepi untuk dijangkau, jauh dari keramaian dan pemukiman warga. Fasilitas kampus yang ada di STAI Sangatta Kutai timur pun masih sangat terbilang kurang, bila dibandingkan dengan perguruan tinggi yang lainnya. Sehingga tak banyak mahasiswa/i yang betah berlama-lama di kampus. Bahkan ketika ada kegiatan internal kampus yang terbilang penting pun hanya sebagian saja mahasiswa/i yang hadir. 
     Namun Selain tenaga pendidik, Dosen, Badan eksekutif mahasiswa, dan organisasi internal kampus dan yang  lainnya. Sebagai mahasiswa/i hal demikian juga merupakan tanggung jawab kita bersama, untuk membenahi dan mencari solusi. Agar supaya kampus tercinta ini terbebas dari sepi. Meskipun Kampus STAIS adalah perguruan tinggi yang menggratiskan mahasiswa/i nya bebas spp untuk reguler di Sangatta. Tidak menutup kemungkinan Kita-pun bisa meramaikannya tanpa harus dengan fasilitas yang canggih yang memakan  banyak biaya untuk bisa mewujudkan kampus hidup. Contohnya dengan membangun fasilitas olahraga yang sederhana sesuai minat dan bakat  mahasiswa/i, melakukan sosialisasi di luar kampus, atau mengadakan kegiatan internal yang rutin, seperti kajian malam, kerja bakti, dan beragam inisiatif lainnya yang bernilai positif bisa kita tumbuhkan bersama di dalam kampus. Untuk menghapuskan Kesunyian dan sepinya Kampus, agar tak lagi menjadi perbincangan basa-basi yang semu.

Posting Komentar

0 Komentar