Sayap Kiriku yang Patah

Oleh: Himatul Aulia
(Prodi Ekonomi Syariah Angkatan 2021) 

Broken home adalah judul dari cerita ini.  
Siapa sih yang gak tau apa itu broken home? semua orang pasti tau, kebanyakan dari mereka mengira itu hanya masalah sepele, tapi bagi mereka yang merasakan itu adalah pengalaman terburuk dalam kehidupan mereka.

Aku, adalah bukti nyata kalau broken home sangat menyeramkan, sambil menunjukkan ekspresi tawa menahan sakit.

Bayangkan saja, di masa kecil aku sudah harus merasakan kehilangan kasih sayang seorang ayah, sosok yang sangat kubutuhkan dalam tumbuh kembangku saat itu. Banyak yang mengira kalau aku baik-baik saja, ada juga yang mengira kalau aku tidak terpengaruh oleh adanya kerusakan rumah dikala aku kecil, yang katanya ayah adalah cinta pertama anak perempuannya, nyatanya ayahku adalah luka pertama bagiku. 

Bohong jika kukatakan aku baik-baik saja, sewaktu kecil hampir setiap hari aku menangis, hampir setiap hari rasanya hampa dan tidak punya tujuan. Terasa kosong, sunyi, sepi, dan sedih. Apa yang mereka lihat itu hanya alter ego. Kepribadian yang lain dariku yang asli atau bisa dikatakan itu adalah sisi lain dari diriku.

Kenalin aku Ayaa, wanita  berusia 20+ yang selalu ingin di panggil anak kecil, mungkin sekarang aku lebih baik daripada aku yang dulu.

Sudah cukup lama aku tidak menangis, dan sudah lama juga aku tidak merasakan kasih sayang ayah. Ayah dan Ibuku bercerai ketika umurku masih 3 bulan, masih sangat kecil bahkan terlalu kecil, untuk mengetahui apa yang akan menjadi awal dari hancurnya diriku yang sekarang.

Aku melamun ditemani angin malam, orang tau hidupku penuh dengan kebahagiaan. Tapi beda dengan kenyataannya yang hancur berkeping-keping karena terluka dengan kenangan pahitku ini. Beranjak di usiaku 20 tahun ternyata tuhan belum memberikanku kesempatan untuk bertemu dengan ayahku, salah satu doa dan harapan yang dari dulu selalu aku minta pada Tuhan, agar memberikanku kesempatan bertemu dengan ayah di ulang tahunku yang ke-20 tahun ini. 

Aku masih ingat dimana saat diri ini tersadar tentang seorang ayah yang tak pernah hadir di hari Raya, dan hari ulang tahunku. Sedangkan saudaraku yang lain selalu bersama dengan ayahnya. Semua terekam baik dikepalaku, dipikiranku, hingga memori itu seakan tak bisa kuhapus, termasuk pertanyaan ku kepada ibu yang menanyakan mengapa aku tidak memiliki ayah, dimana ayahku? siapa ayahku? apakah ayah tidak mencintaiku sampai ayah meninggalkanku berdua dengan ibu? lalu ibuku menjawab, “nak, kamu memiliki ayah, ayahmu baik sekali, ayahmu adalah seorang guru. sekarang kamu belum bisa bertemu dengannya, tapi terus berdoa agar Tuhan mengizinkanmu bertemu dengannya suatu hari nanti, ketika kamu dewasa kamu harus mencari ayahmu dan berjanjilah kepada ibu, kamu tidak membenci ayahmu nak. ” Pinta ibuku. Aku yang saat itu masih belum paham sekali apa arti dari semua yang ibuku katakan hanya bisa mengangguk dan tersenyum dalam hati berkata, “ayahku hebat sekali ya, dia seorang guru. Aku ingin menjadi guru agar bisa seperti ayah.” 

Jawaban yang cukup lugu, aku masih 5 tahun saat itu dan aku hanya berharap bisa bertemu ayah. Saat itu aku masih berfikir mungkin ayahku kerja di luar kota, lalu tiba-tiba pulang bawa mainan besar, tapi kenyataannya itu tidak! Itu tidak pernah terjadi. Entah bagaimana aku tahu kalau sebenarnya ayahku tidak pergi bekerja, melainkan dia bercerai dengan ibuku. Coba pikirkan apa yang aku bayangkan? Yang saat itu aku bayangkan adalah kosong. Aku bingung apa itu cerai?

Ada pertanyaan yang sampai masih menjadi misteri di kepalaku sampai saat ini. Pertanyaannya sederhana, “ kenapa kalian cerai? apa karena kehadiranku? atau ada penyebab lainnya?” Ingin sekali aku bertanya kepada ibuku, tapi buat apa juga, biarlah itu menjadi masa lalu. Yang lalu biarlah berlalu.

Flasback on

Orang tua ku menikah tahun 2000, setelah menikah ayahku membawa ibu pulang ke kampung halaman. Hingga tahun 2002 ibuku positif hamil. Lalu ayahku memilih untuk kerja di Bali, karena sumber pendapatan yang kurang untuk memenuhi kebutuhan ibuku yang sedang mengandung, ayahku mengambil keputusan besar ini dengan berat hati ibuku mengizinkannya. Selama ayahku di Bali, seribu rupiah ayahku tak pernah mengirimkan uang untuk ibuku, yang membuat ibuku harus berkerja di tengah hamil besarnya. For You Information (FYI) ibu adalah putri kesayangan kakek dan nenekku, dia tak pernh bekerja berat saat masih tinggal dengan orang tuanya, demi menghidupi dirinya sendiri dan anak yang masih dalam kandungannya, apapun pekerjaan diambil. Sampai akhirnya disaat 7 bulan usia kandungannya. Ibuku, menerima surat dari ayahku, dan menanyakan apakah sudah mengambil uang yang ayah kirim untuk ibu, ibuku jelas bingung. Uang? Uang apa yang dimaksud ayah? sedangkan ibuku tidak pernah menerima uang terserbut. 

Ibuku pergi mendatangi rumah mertuanya, untuk menanyakan uang kiriman ayahku. Tapi Jawaban dari Mertuanya, ayahku  tidak pernah mengirimkan uang untuknya. Lalu ibuku pulang kerumah, ibuku adalah orang yang tidak gampang menyerah, ibuku adalah perempuan hebat, perempuan kuat, dan perempuan yang Tangguh. sangat Tangguh!!!. singkat cerita usia kandungan ibuku menginjak 8 bulan, dan ibuku tidak memiliki persiapan apa-apa untuk persalinannya, ibuku mengirim surat untuk kakek dan nenekku untuk meminta uang untuk persalinannya.

Tiga minggu kemudian paket dari Kalimantan datang, isinya perlengkapan baby dan sejumlah uang untuk membayar Rumah Sakit persalinan ibuku. singkat cerita 17 februari 2003 lahirlah putri pertama ibuku. disaat usiaku yang masih belum genap 1 bulan ibuku sudah membawaku pergi ke sawah, sambil riang gembira diriku. Ibuku bekerja disawah menanam padi, ada kejadian yang membuatku tertawa dan meneteskan air mata, sekaligus disaat ibuku mengatakan kalau aku dibuatkan ayunan di pohon papaya yang condong ke arah sawah. Bagaimana aku tidak menangis, disaat masa nifas ibuku belum selesai, ibuku harus banting tulang untuk membelikan ku susu. sampai akhirnya kakekku mendengar kabar ini, ibuku diminta kembali pulang kerumah orang tuanya, awalnya ibuku menolak karena mau menunggu ayahku pulang sampai 2 bulan lamanya ibuku menunggu, ayahku akhirnya pulang, dan itu adalah pertemuan pertama dan terakhirku dengan Ayah. 

Satu minggu setelah ayah menemui ibu dan putri kecilnya, ayah meminta izin untuk kerja di luar negeri menjadi Tenaga Kerja Asing (TKA) di Malaysia, ibuku tidak mengizinkannya tapi ayahku tetap berangkat dan akhirnya ibuku memilih untuk pulang kerumah orangtuanya. Disini aku tidak menyalahkan ibuku atau ayah, aku percaya ada alasan lain yang membuat ibuku memilih meninggalkan kampung ayah. dan setelah itu aku dan ibuku benar-benar Lost Contact dengan ayahku.

Flasback off 

Itu adalah sedikit rangkuman perjalanan kisah cinta ibu dan ayah, yang ibu ceritakan persis di ulang tahunku ke-10 tahun, dan disaat itu ibuku menikah lagi dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Tapi, lagi-lagi aku kehilangan ibuku, ibuku mengikuti suaminya pulang ke kampungnya. 

Jangan tanya bagaimana hancurnya aku, saat itu aku masih duduk di Sekolah Dasar (SD). Rasanya hancur sekali, seperti Sayap Kanan ku belum bisa sembuh lalu sayap kiriku patah juga yang mengakibatkan ku tidak bisa terbang lagi. Tiga tahun berlalu komunikasiku masih lancar, sampai di tahun ke empat ibuku menikah, rumah tangga mereka mendapatkan problem dan ibuku pergi tanpa memberitahu siapapun. Disaat itu aku akan penamatan SD, Dimana harusnya aku bisa berfoto dengan ibuku justru mendapatkan kabar ibuku pergi dari rumah ayah tiriku, dan tidak ada yang tahu kemana ibuku pergi, kalian tau perpisahan sekolah adalah hal yang paling aku tunggu tapi menjadi mimpi buruk bagiku, itu adalah awal hancurnya tujuan hidupku.

Hidup tapi Mati mungkin kata itu cocok sekali dengan diriku saat itu, cahaya dalam hidupku tiba-tiba redup, hidup tapi tidak memiliki tujuan, siang tertawa malam menangis, mencari ketenangan dengan Self Injuries yang menjadi kebiasaanku, 3 tahun berlalu dengan masa yang suram, tak memiliki bahagia yang nyata semua terasa fana. 

disaat aku akan menghadapi Ujian Nasional (UN), mendapatkan jawaban dari semua doaku. ibuku baik-baik saja, ibuku masih hidup, kalian dengar ibuku masih HIDUP, sontak diriku yang senangnya tak tergambarkan. Ibuku akan pulang (sambil berjalan tersenyum), duniaku kembali berwarna setelah mendengarkan kabar tersebut, ntah.... betapa bahagianya aku. Waktu itu adalah hari paling bahagiaku saat pertama kali setelah 6 Tahun aku berpisah dengan ibu, untuk melihat wajahnya dan bisa memeluknya. 

Dari hari itu aku yang selalu bolos sekolah, selalu pulang malam, selalu main jauh dari rumah, akhirnya meninggalkan semua kegiatan itu, aku kembali dalam kehidupan Positif vibes. menjadi Ayaa yang sekarang bisa sekolah di SMK impianku, bisa kuliah, dan bisa dikenal banyak orang, diberi kepercayaan banyak orang, memiliki sejuta mimpi. 

Saat ini aku sedang berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi di kotaku, memiliki teman dan lingkungan yang baik. Ikut banyak kegiatan menjadi wanita yang kuat, dan tahan banting, pikirku. Ya, walau kadang masih suka ngeluh capek!, apapun itu saat ini yang paling urgent bahagiaku adalah ibuku, adik-adikku, kakek dan nenekku, semua teman-temanku, dan semua partner organisasiku.

menjadi inspirasi untuk beberapa orang memang bukan impianku, tapi itu gifts dari tuhan untukku di tahun ini, mengembang amanah baru yang cukup besar, menjadi kepercayaan orang luar biasa nikmatnya. bahkan dirikupun tak pernah membayangkan berada diposisi ini. Aku yang dulu hidup saja tak punya tujuan. Sekarang, malah menjadi inspirasi bagi orang.

Note dari aku:

Kalian di luar sana, jangan pernah menyerah ya, jika lelah dengan semua ini istirahat sebentar, nanti dilanjut lagi, jangan lari tapi jalan saja karna kalau lari pasti letih, kalian di luar sana yang memiliki kisah sepertiku, ingat bahwa kalian masih punya kedua orang tua. Walaupun kedua orang tua kalian tak tinggal satu rumah lagi. Tapi percayalah cinta mereka akan terus mengalir untuk kalian. Jangan pernah menganggap hidup kalian berhenti sampai sini, perjalanan kalian masih panjang di depan, ada pelangi yang indah sekali, jangan pernah merasa hidup kalian ngak utuh hanya karena orang tua kalian berpisah, kalian hanya perlu yakinkan diri kalian bisa menghadapi permasalahan ini, berdamailah dengan diri sendiri agar lebih mudah menerima semuanya. disini aku tidak akan mengatakan sabar, karena itu akan menyakiti kalian lebih dalam. Jangan pernah sendirian jangan pernah pendam masalah kalian sendiri ya, ingatlah bahwa setelah kesedihan akan datang kebahagiaan. mungkin air mata kalian nantinya akan berubah menjadi senyum indah.

Perceraiaan orang tua kalian bukanlah akhir dari hidup, melainkan awal dan semangat baru untuk mendorong kalian untuk hidup lebih baik di masa depan. dan percaya satu hal ini Tuhan tidak akan pernah menguji hambanya di atas batas kemampuannya.

Siapapun kamu semangat aku tau kamu butuh semangat, peluk jauh dari aku yang juga korban broken home

Posting Komentar

0 Komentar