Gadis Bermantel Biru
(oleh : ChusnaSyamss)
Matanya yang mulai terlelap dikagetkan suara ketukan pintu. Matanya pun kembali terbuka dan menggerutu
sekenanya. Ia sudah tau pasti itu Ainun, tetangga sebelah yang sangat cinta
hujan. Ririn pun berjalan menuju pintu depan tanpa melepas selimut dibadannya
dan menguap sesekali.
Ainun tersenyum lebar saat Ririn
membuka pintu dan memberi isyarat pada Ririn untuk melepas selimutnya dan
segera mengambil mantel miliknya. Ainun pun sudah siap dari tadi dengan mantel
dibadannya, Ririn sudah memakai mantel yang diperintahkan Ainun. Mereka
terlihat kembar dan serasi memakai mantel itu, jelas saja Ririn dibelikan
mantel yang sama oleh ibu Ainun. Payung pun tak lupa mereka bawa takut jika
hujannya menjadi lebih lebat.
Jalanan mulai tergenang air hingga
sepatu boot mereka tenggelam hingga mata kaki. Ainun sangat menikmati hujan
pagi ini, aku hanya tersentuh melihatnya. Gadis kecil yang umurnya beda 2 tahun
dibawahku. Gadis yang hanya dapat melihat dan merasakan seperti apa itu hujan,
karena ia tak tau seperti apa suara gemercik hujan yang turun. Sesekali ia
menengadahkan kepalanya ke langit dan menadahkan tangannya menampung air hujan.
Apa yang terjadi itu kadang membuat ku
tertegun. Ainun si gadis mantel biru yang semangatnya sebiru langit serta
sebanyak tetesan hujan. Semangatnya yang tak pernah padam melihat ke segala
arah untuk melihat rintik hujan, merasakan setiap tetes hujan yang turun dari
langit, semuanya dilakukan untuk satu hal “mendengarkan rintik hujan”. Tapi
semua sia-sia, pendengarannya seakan menolak untuk menerima suara, membuatnya
menitikkan air mata sesekali. Tenang Ainun ku sayang aku kan selalu menjadi
perantara di antara suara yang ingin kau dengar. Menjadi mantel,payung,sepatu
boot yang menemanimu hingga kau mengerti seperti apa suara hujan itu. I promise J
0 Komentar